Konflik Papua yang berkepanjangan tentu menimbulkan pertanyaan tersendiri, mengapa kekerasan ditanah yang bergelimang emas dan uranium tersebut tidak terselesaikan? Beberapa hal krusial itulah yang dibedah dalam diskusi "Memecah Kebisuan Sejarah Kekerasan di Papua Barat" di Aula UKI, Cawang Jakarta, Jumat (14/9).
Diskusi yang mengambil tema dari sub-judul buku "Pemusnahan Etnis Melanesia" karya Pendeta Socratez Sofyan Yoman tersebut dihadiri oleh sosiolog Tamrin Amal Tomagola, mantan Menko-ekonomi Rizal Ramli, anggota DPR Yoris Raweyai dan Direktur Imparsial Poengky Indarti.
Pendeta Socratez dengan tegas dalam pernyataannya menyatakan bahwa kekerasan yang dialami rakyat Papua sudah terlalu banyak. "Kami tidak diperlakukan sebagai manusia. Martabat kami direndahkan. Konflik-konflik di Timika itu diciptakan. Ada OPM yang memang sengaja dipelihara oleh tentara. Konflik Papua diciptakan, dipelihara dan dibiarkan," ungkapnya.
Pimpinan Gereja Baptis Papua ini juga mengharapkan bahwa pemerintah mau peka dan mendengar secara langsung jeritan hati masyarakat Papua yang telah lama tertindas dan dikucilkan dari keadilan. Dari bukunya tersebut juga, Pendeta Socratez berharap ada perubahan yang akan terjadi. "Buku ini hanya lilin kecil dari tanah Papua. Namun harapan saya, lilin kecil ini dapat menjadi penerang bagi hati nurani bangsa."
Buku "Pemusnahan Etnis Melanesia" karya Pendeta Socratez Sofyan Yoman pernah dibreidel oleh Kejaksaan Agung karena dianggap membahayakan, meski kembali beredar hingga kini. Dalam buku tersebut Pendeta Socratez menuangkan dan mencatat fakta-fakta kekerasan yang terjadi di Papua, yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia.
Lebih daripada keinginan untuk melawan negara, Pendeta Socratez dalam bukunya tersebut justru mengingatkan kepada negara, bahwa ada ketidakadilan terjadi di Papua. Masyarakatnya terbelakang, hidup menjadi tamu ditanah sendiri, sementara sumber daya alam mereka tidak bisa mereka nikmati, akibat arogansi dan ketamakan pemerintah yang bekerjasama dengan pihak asing untuk mengeksploitasi tanah Papua.
Sumber : www.jawaban.com
Tidak ada komentar
Posting Komentar