Select Menu

Slider

clean-5

Total Pageviews

Hukum dan Kriminal

Travel

Performance

Cute

My Place

Slider

Racing

Videos


Surabaya – TNI-AU Jawa Tenggah, Baru-Baru ini Telah menggelar lomba aeromodeling pada tanggal 24-26 Februari di Wonosari, Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Tepatnya di Pangkalan TNI-AU.Perlombahan tersebut diikuti dari Berbagai tingkatan.
dari tingkat SMK/SMA,SMK Penerbangan Juanda Sidoarjo diwakili salah satu siswa yang berasal Dari Papua Yakni Bernard Agapa yang mana masi menduduki kelas 1 SMK Penerbangan Juanda Sidoarjo.
"Lomba aeromodeling ini mempertontonkan miniatur pesawat yang dikendalikan dengan remote dan berbagai atraksi akrobatiknya. 
“lomba aeromodeling ini diikuti oleh sejumlah klub-klub aeromodeling di seluruh Indonesia,Peserta yang mengikuti perlombahan ini berjumlah 250-an peserta, salah satunya termasuk saya perwakilan dari  SMK Penerbangan Juanda Sidoarjo JATIM” Ungkap Bernard Agapa (amoye PANA’S) saat dihubungi Media ini.

Sasaran akhirnya, kata Bernard, saya harus Membawa nama baik sekolah saya,dan lebih khususnya saya ingin Membawa nama baik anak-anak remaja papua yang selama ini dinilai dari kacamata mereka bahwa kami Remaja Papua tidak tahu apa-apa.
bernard agapa menyadari kalau olah raga aeromodeling merupakan salah satu cabang olah raga yang belum begitu populer di kalangan pelajar/Mahasiswa dan hanya digeluti oleh masyarakat yang mayoritas berada di level menengah ke atas.

Lomba aeromodeling yang di adakan selama dua hari berturut-turut ini banyak persaingan. Namun, Bernart Agapa Berhasil Meraih Juara ke-II, dari kurang lebih 250-an Peserta yang mengikuti turnamen tersebut. Juara Ke-II yang di Raih Oleh Bernad Agapa, Meraih Hadiah Berupa Sebuah Sertifikat aeromodeling dari TNI-AU Wonosari dan sejumlah Dana Pembinahan, Bernard Agapa yang sering di sapah “amoye PANA’S” ini juga Mendapat apresiasi penuh dari Senior-Senior Meeuwoodide [PANA’S] maupun dari beberapa kalangan Yang Berdomisili Di kota study Surabaya.(piche)
Terkena Akumulasi Kartu Kuning, Bio Absennya Saat Lawan Pelita Jaya 
Ketika Persipura bertanding melawan Persija Jakarta beberapa waktu lalu, Bio Pauline 
menerima kartu kuning terakhirnya. Otomatis Bio Paulin akan absen berlaga di pertandingan 
berikutnya. Laga berikutnya utk Persipura yaitu melawan Persib 27 Feb mendatang.
Sesuai aturan apabila ada pemain yang terkena akumulasi kartu kuning sebanyak dua kali maka otomatis akan absen pada laga berikutnya. Namun surat dari BLI memutuskan bahwa Bio Paulin akan absen saat melawan Pelita Jaya pada 03 Maret mendatang.

Yang menjadi pertanyaan semua pihak, “Kenapa Bio harus absen lawan Pelita Jaya (03/3), bukan melawan Persib Bandung (27/2) ?”.

Perlu diketahui, dikarenakan Persipura harus mengikuti babak Play-Off LCA, laga vs Pelita Jaya pada tanggal 15 Feb diundur menjadi tanggal 23 Feb 2012. Namun, BLI kembali merevisi jadwalnya, dari yang seharusnya main pada tanggal 23 Feb diundur menjadi tanggal 03 Maret (vs Pelita Jaya).

Pihak managemen pun segera mengambil sikap dengan mengirim surat kepada Badan Liga Indonesia (BLI) atas kekeliruan ini.
Tigidoo Voice -  Tiga hari lagi, skuad Persipura Jayapura akan menjamu tim tangguh Persib Bandung di Stadion Mandala. Persipura pun telah siap menghadapi Maung Bandung-julukan Persib. 
 Ya, pertandingan sisa ini akan dimaksimalkan dengan baik, dengan misi finish di utrutan pertama pada putaran pertama ini Gerald Pangkali dkk diminta untuk terus meraih poin absolut. 
 ” Kita akan memaksimalkan laga menghadapi lima laga sisa yakni Persib Bandung, Pelita Jaya, Persiwa Wamena, Persela Lamongan dan Arema. Dengan sisa waktu yang ada cukup bisa dimanfaatkan untuk berlatih,”ungkap pelatih Persipura Jacksen F Tiago.
 Selain itu, setelah pulihnya kondisi Boaz Solossa dari cedera hamstring artinya semakin menambah daya gedor kekuatan Persipura. Untuk itu, latihan pagi di Stadion Mandala Jayapura yang difokuskan finishing touch baik itu secara individu maupun kolektif ditambah latihan sore dengan materi FIFA Eleven dengan materi fokus pada ketahanan tubuh dan otot serta keseimbangan maka diharapkan dalam setiap pertandingan bisa bermain dengan kondisi yang maksimal tanpa cidera maupun setiap pertandingan tidak mengalami cedera.
 ”Latihan pagi sangat bagus dimana pemain lebih serius dan bersemangat meskipun dari segi produktivitas belum maksimal dan diharapkan kemauan serta motivasi pemain bagus sekali,” ujarnya.
  “Memang masih ada peluang dua kali latihan sebelum pertandingan melawan Persib Bandung maka kita akan fokuskan finishing supaya pertandingan nanti pemain benar-benar setajam yang kita harapkan didepan gawang lawan,”tambahnya. 
Di daerah pedalaman Nabire, tepatnya daerah Makewapa, hiduplah satu kelurga yang miskin. Keluarga itu termiskin di daerah itu. Mereka tidak memunyai makanan dan harta benda. Keluarga itu bernama Kibiuwo. Keluarga Kibiuwo terdiri atas lima orang, yaitu Ibu Kibiuwo, nama pertama Neneidaba, anak kedua Noku, dan anak ketiga Yegaku. Anak yang pertama dan kedua laki-laki dan yang ketiga adalah anak perempuan. Nama ayahnya tidak pernah disebut-sebut sampai sekarag (masih dirahasiakan).

Mereka tidak ada nota/nuta (ubi jalar), nomo (talas), digiyonapa/ugubo (sayur hitam), mege dan dedege (mata uang adat suku Mee), ekina (ternak babi), dan tidak ada harta benda lainnya. Pada saat itu, makanan yang ada hanyalah nota/nuta (ubi jalar) jenis kadaka dan digiyonapo/ugubo (sayur hitam). Pada saat itu, musim kelaparan dan krisis ekonomi berkepanjangan. Tanaman nota/nuta (ubi jalar), nomo (talas), dade/boho (sayur gedi), eto (tebu) dan lainnya terbatas.

Kelurga Kibiuwo duduk dalam rumah dan berbincang-bincang bagaimana mengatasi kelaparan yang menimpa keluarganya. Tiba-tiba saja ibu Kibiuwo serasa ingin buang air kecil. Dengan sendirinya, Ibu Kibiuwo serta merta berlari ke belakang rumah dan secara tiba-tiba melepaskan air kemihnya. Dilihatnya, air kemih itu berwarna merah. Ternyata ia melepaskan air kemih dalam bentuk darah, tepat di atas rerumputan yang rendah.

Dengan perasaan takut dan heran Ibu Kibiuwo memasuki rumah tanpa bersuara dan komentar. Ia terus bertanya-tanya dan merenungkan dalam hatinya, mengapa air kemihnya berdarah? Ia benar-benar heran karena selama hidupnya belum pernah terjadi hal serupa. Baru pertama kali terjadi seperti itu.

Mereka melanjutkan perbincangannya untuk terus mencari jalan keluar untuk mengatasi kelaparan yang sedang dan akan menimpa kelurga mereka. Ibu Kibiuwo tidak menceritakan kejadian yang menimpa dirinya ketika buang air kecil di luar sana. Tiba-tiba perbincangan mereka terputus oleh suara tangisan bayi.

Suara tangisan itu semakin besar, seakan meminta pertolongan orang. Mendengar tangisan bayi itu, serta-merta berdiri dan keluarlah mereka dari dalam rumah dan memperhatikan dari arah mana bayi itu menangis. Mereka berdiri di halaman rumah dan memperhatikan sekelilingnya. Suara tangisan semakin dekat, namun mereka tidak menemukan ibu yang mengendongnya atau ibu yang sedang melahirkan di dekat rumah mereka. Mereka terus melakukan pematauan di sekeliling rumah untuk mencari perempuan yang sedang duduk menyusui atau berdiri mengendong dan membujuknya. Tidak ada ibu yang melewati sekitar rumah mereka. Mereka terus melakuan pencarin. Tangisan terus bertubi-tubi.

Dengan penasaran mereka semakin ke belakang, tangisan anak semakin keras dan semakin dekat. Tangisan bayi mulai ke arah di mana Kibiuwo membuang air kemih berdarah. Akhhirnya, mereka menemukan seorang bayi lemah tergeletak persis di tempat Kibiuwo membuang air kemih. Dilihatnya, air kemih yang berdarah itu sudah tidak ada lagi.

Melihat bayi yang tidak berdaya itu, keluarga Kibiuwo merasa sayang. Ibu Kibouwo mengambil bayi itu dan membawa masuk ke dalam rumah, karena ia teringat peristiwa yang terjadi padanya. Ia merawat anak itu dengan senang hati, walaupun dalam kelaparan yang dasyat. Bayi itu terlahir dari lingkungan keluarga yang miskin dan kesusahan makanan. Ibu Kibiuwo bertanya-tanya apakah anak ini terlahir dari air kemihnya atau tidak.

Untuk memastikannya, ia menyuruh anak-anaknya untuk pergi bertanya-tanya kepada warga setempat disekeliling mereka. Warga di sekitaranya heran mendengar cerita itu. Mereka justru bertanya siapa gerangan yang meletakkan bayi itu di dekat rumah keluarga miskin itu. Terutama karena di daerah itu tidak ada ibu hamil.

Warga sekitar justru berdatangan ke rumah Ibu Kibiuwo untuk melihat bayi itu. Dengan demikian Ibu Kibiuwo benar-benar yakin bahwa bayi itu berasal dari air kemihnya. Ia merasa bayi itu pembawa berkat bagi keluarganya. Namun suaminya yang tidak disebutkan namanya itu merasa, bayi itu adalah ayayoka artinya anak bayangan atau anak roh. Alasan suaminya adalah karena anak itu tidak memiliki ayah dan ibunya yang jelas. Lagi pula Ibu Kibiuwo merahasiakan air kemihnya yang berdarah tersebut.

Suaminya berencana membunuh bayi itu, namun Ibu Kibiuwo melarang keras untuk membunuh. Suaminya masih ngotot untuk membunuh bayi lemah itu. Dia mengatakan ayayoka bisa membawa malapetaka bagi keluarga. Melihat niat suaminya, Ibu Kibiuwo memeluk dan terus membelai bayi itu. Melihat kasih sayang istrinya yang ditunjukkan melalui pelukan dan belaian itu, ia mengurungkan niatnya untuk membunuh bayi tersebut.

Suaminya menerima anak itu sebagai anak kandungnya. Ia menamai anak itu sesuai prasangkanya, yaitu “Ayayoka”. Hingga umur bayi itu enam bulan dia masih belum makan dan minum. Setiap kali Ibu Kibiuwo menyuap makanan dan minuman ke dalam mulut bayi itu terus dimuntahkannya. Namun bayi itu sehat dan mulus. Tidak pernah menangis untul meminta makanan dan minuman. Ketiga anaknya (Neneidaba, Noku dan Yegaku) menganggap bayi itu sebagai adik mereka. Mereka sungguh sayang kepadanya.

Hari berlalu tahun berganti, anak itu tetap sehat dan mulus. Melihat kondisi badannya yang agak kecil, mulus, sehat, dan berenergi, ayahnya memberikan nama baru baginya, yaitu Koyeidaba/Koheidaba. Koyei (daba)/Kohei (daba) yang berarti anak berbadan agak kecil, mulus, tetapi sehat dan berenergi. Koyei/Kohei menjadi nama kebanggaan ayahnya termasuk keluarga miskin itu.

Memasuki umur tujuh bulan, anak itu mulai berkarya melalui anusnya. Ia mengeluarkan makanan, harta serta ternak. Semua makanan dan ternak yang dikeluarkannya masih dalam keadaan mentah dan hidup. Ia mengeluarkan ubi mentah, talas mentah, apu (sejenis ubi jalar yang batangnya terlilit pada pohon di sekitarnya), sayur hitam mentah, sayur lilin mentah, sayur gedi mentah, bermacam-macam jenis tebu, bermacam-macam jenis pisang, buah-buahan termasuk buah merah mentah dan lain-lain. Tujuan Koyei/Kohei agar semuanya dapat dikembangbiakkan.

Berupa harta benda misalnya: mege (kulit kerang yang dipakai sebagai mata uang suku Mee); dedege (sejenis kulit kerang yang kecil berwarna putih untuk perhiasan leher), manik-manik biru tua yang dipakai sebagai perhiasan keher) dan lain-lain.

Sementara berupa ternak seperti: ekina (babi) yang masih hidup sebanyak dua ekor. Dua ekor babi itupun berkembang secara cepat, karena banyak makanan. Keluarga Kibiuwo menjadi keluarga yang berkecukupan di daerah itu. Keluara Kibiuwo tidak mengalami kelaparan lagi, kelahiran Koyei/Kohei menjadi berkat tersendiri bagi kehidupan mereka. Setelah keluarga Kibiuwo menjadi berkecukupan, tersebarlah berita itu di seluruh daerah. Melihat keluarga Kibiuwo yang berkecukupan berkat kehadiran Koyei/Kohei, muncul bermacam-macam pendapat dalam masyarakat di daerah itu.

Ada yang mengatakan, kehadiran Koyei/Kohei sebagai penyelamat dari kirisis ekonomi; ada yang berpendapat Koyei/Kohei sebagai peredam makanan, harta, dan ternak; ada juga yang menyangka Koyei/Kohey adalah perampas, penghimpun dan penghilang kekayaan suku Mee, dan ada juga yang berpendapat Koyei/Kohey hanya memperkaya keluarganya sendiri oleh sebab itu dia harus disingkirkan.

Masyarakat daerah itu merasa bahwa keluarga paling termiskin di daerah itu semakin menjadi kaya. Kecemburuan terus meningkat. Masyarakat diam-diam menyepakati untuk membunuh Koyei/Kohei. Sementara Ayah dan Ibu Kibiuwo tiba-tiba meninggal secara bersamaan. Koyei/Kohei menghibur ketiga saudaranya untuk tidak menangisi kepergian orang tua mereka. Namun mereka terus tangisi orang tua mereka. “Akan datang hari yang indah hari tidak ada orag kaya dan orang miskin. Semua orang akan hidup damai tanpa kekurangan apapun. Semua orang akan diselamatkan. Janganlah tangisi mereka. Mereka akan hidup.” Demikian kata-kata Koyei/Kohei menghibur.

Sejak kepergian ayah dan ibunya, Koyei/Kohei mengambil alih semua urusan keluarga. Dia juga mengajarkan mereka tentang kehidupan yang indah tanpa bermusuhan, tentang keadilan, tentang hak atas tanah dan lain-lain sambil berkarya meciptakan makan dan harta bagi mereka. Ketiga anak itu berkecukupan dan setara dengan masyarat sekitarnya. Kesetaraan secara tiba-tiba berkat kehadiran Koyei/Kohei tidak diterima oleh masyarakat setempat. Mereka (masyarakat sekitarnya) terus membenci kehadiran Koyei/Kohei.

Kelompok masyarakat tertentu yang iri dengan karya Koyei/Kohei mulai menyebarkan isu yang yang tidak benar. Katanya, “Kita akan menjadi miskin, tiga bersaudara akan menguasai kita. Mereka yang tadinya miskin kini mulai menjadi kaya. Dia (Koyei/Kohei) mementingkan keluarganya saja.” Mereka menyebarkan isu itu ke seluruh masyarakat Mee.

Mengamati isu yang berkembang itu, Koyei/Kohei merasa bahwa perlu mengambil sebuah buku yang berisi seluruh adat istiadat, kebaikan dan kesempurnaan. Maka suatu hari dia mengutus Noneidaba dan Noku untuk pergi mengambil “Touye Kapogeiye/Touhe kapogeihe” (sebuah buku tentang kehidupan, kebaikan dan kesempurnaan) ciptaan Koyei/Kohei. Tempat penyimpangan buku itu hanya dia yang tahu. Tidak ada orang yang mengetahuinya. Masyarakat sekitar mengetahui bahwa Noneidaba dan Noku sedang bepergian keluar dari daerah itu. Mereka tidak tahu untuk apa kedua pemuda itu pergi. Kesempatan itu benar-benar dimanfaatkan oleh masyarakat daerah itu untuk menyerbu Koyei/Kohei. Namun, dia meloloskan diri ke arah Gunung Odiyai. Pengejaran terus dilakukan dari gunung ke gunung, terus lari melewati kampung yang satu ke kampung yang lain, sungai-sungai besar disebrani, bukit-bukit ditaklukan.

Pada suatu titik jumlah orang yang mengejarnya semakin banyak, dia sudah semakin lelah. Panah yang tertusuk pada lambungnya semakin membuat dia tidak bisa meloloskan diri. Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Koyei/Kohei berkata:

“Sesungguhnya saya memberi kami makanan dan harta kekayaan, namun kamu tidak mengerti bahkan membunuhku. Karena itu sekarang kamu berusaha sendiri dengan susah payah. Peliharalah dua ekor babi itu baik-baik, karena kamu akan diadili sesuai dengan setimpal perbuatanmu.”

Akhirnya Koyei/Kohei menarik nafasnya yang terakhir. Ketika, Noneidaba dan Noku pulang membawa “Touye Kapogeiye/ Touhe kapogeihe” dari kejauhan terdengar ratapan adik Yegaku. Mereka berdua berlari-lari masuk ke dalam rumah dan mendekati adiknya ada gerangan apa dia meratap. “Adik…, itu adik… telah dikejar dan dibunuh semua orang di daerah ini. Dia sudah meninggal”, katanya sambil meratap. Mereka berdua masih bertanya-tanya kenapa adik mereka dibunuh. Sementara “Touye Kapogeiye/ Touhe kapogeihe” masih belum diserahkan kepada Koyei/Kohei untuk menjelaskan apa isi buku.

Yegaku masih meratap. Ketika, dia ingin menjelaskan lebih lanjut tentang proses penyerangan dan pembunuhan, rumah mereka justru dikepung. Masyarakat sekitar sudah siap dengan panah untuk menyerang mereka dua. Melihat kepungan itu, Noneidaba melarikan diri ke arah barat lalu sempat meloloskan diri ke dalam sebuah gua batu dan menghilang di situ.

Pada saat yang sama, Noku melarikan diri ke arah timur. Namun sial, dia tertembak panah dan tidak bisa melarikan diri. Noku masih belum mati tetapi dia menyerahkan diri untuk dibunuh sambil memegang erat-erat “Touye Kapogeiye/Touhe kapogeihe” di depannya. Dia membelakangi masyarakat (saat itu “Touye Kapogeiye/Touhe kapogeihe” ada di depan dia) dan memasrakan dirinya untuk ditembak di punggungnya. Pada saat panah tertancap dipunggungnya, Noku sempat berteriak dan mengatalan, “To kabu togo kabu kiyayaikaine” (saya tinggalkan segala kegelapan dan keburukan padamu). Lalu Noku berteriak histeris masuk ke dalam sebuah goa dengan membawa “Touye Kapogeiye/Touhe kapogeihe” lalu tembus ke daerah lain (dunia Barat).

Semua orang yang mengejar dan membunuh Koyei/Kohei dan Noku kembali ke kediaman Koyei/Kohei dan Noku. Di situ mereka memotong babi satu ekor dari dua ekor babi yang keluar dari anusnya Koyei/Kohei. Sementara, satu ekor babi berubah menjadi sebuah gunung dan kini dikenal dengan, “Gunung Duwanita”.

Selanjutnya, mereka memotong kepala Koyei/Kohei dan kulit perut babi, lalu menutupkan lubang gua bagian timur. Kemudian kepala babi dan perut Koyei menutupkan bagian barat. Sementara dagingnya mereka pesta bersama. Sesudah semuanya berakhir, mereka pulang ke rumah masing-masing dengan teriakan kegembiraan (yuwaita).

Segala kerahasiaan Koyei/Kohei tersirat dan tersurat dalam buku “Touye Kapogeiye/Touhe kapogeihe”. Saat ini sedang dicari oleh sekelompok suku Mee yang menamakan dirinya Utoumana (kelompok pencipta alat-alat budaya).
Dua orang laki-laki kakak beradik hidup di suatu daerah.
Yang kakak sudah dewasa dan yang adiknya masih kecil
sekali. Di sekitar mereka berdua juga banyak sekali
164
penduduk. Pada suatu hari kakaknya menikah dengan
seorang perempuan.
Selama mereka bertiga hidup, perempuan itu kurang
memperhatikan kepentingan adik kecil tersebut. Petatas
yang kecil, keladi yang kecil dan air minum yang kotor
itulah yang menjadi bagian adik kecil. Suatu sore semua
pemuda di kampong itu sepakat untuk pergi memasang
jerat di hutan.
Sebelum berangkat mereka berpesan agar, kaum ibu
mengantar bahan makanan setelah enam hari. Keesokan
harinya mereka berangkat. Adik kecilpun mengikuti
kakaknya.
Selama dua hari mereka di perjalanan dan akhirnya tiba
pada kemah perburuan. Pada malam harinya mereka tidur
nyenyak karena sepanjang hari berjalan jauh. Keesokan
harinya mereka memasang jerat kuskus. Malam kedua
telah lewat dan siang hari tiu mereka mendatanggi jeratjerat
itu. Ternyata banyak sekali kuskus besar dan kecil
yang terjerat. Kuskus itu dibawah ke rumah masingmasing.
Sementara itu bahan makanan telah habis karena
itu selama dua hari mereka tidak menikmati makanan.
Ibu-ibu yang sudah dipesan itu belum kunjunggi tiba. Adik
165
kecil itu hanya tidur-tiduran saja karena amat lapar
sedangkan kakaknya mendatanggi jerat lagi kalau-kalau
kuskus terjerat.
Pada siang hari istri kakaknya tiba dengan beberapa noken
petatas masak dan mentah. Ibu itu melepaskan noken
petatas masak dan keladi di sebelah tungku api. Ia tidak
memberikan petatas dan keladi kepada adik kecil yang
sedang lapar sekali itu, pada hal adik kecil itu sementara
amat lapar. Karena itu adik kecil tetap tidur-tiduran saja.
Sore hari kakaknya muncul, ia amat senang sebab istrinya
sudah tiba. Istri memberikan sejumlah petatas masak
kepada suami. Tanpa berpikir panjang kakaknya makan
petatas dan keladi itu dengan menutup mata. Ia makan
terus sampai habis. Seusai kakaknya makan, adik kecil
yang sedang amat lapar ini menyanyikan sebuah gowai
(puisi) sebagai berikut “kakakku, kakakku bukan kakakku
lagi, dengarkanlah kataku, seruanku, adikmu, akulah
adikmu, kososnglah isi perutku, lepaslah ususku, putuslah
ususku, inilah nasibku”.
Seusai gowai (puisi) ini diucapkan adik kecil
menghembuskan nafas terakhir. Disinilah kakaknya
menyadari bahwa istri tidak memberi makan kepada
adiknya, maka ia mengambil busur anak panah lalu
membunuh istrinya. Dengan demikian mayat adiknya serta
166
istrinya di letakkan diatas sebuah para-para lalu pulang ke
rumahnya dan hidup selama-lamanya.

Pertandingan play off Liga Champions Asia antara Adelaide United vs Persipura meninggalkan sedikit catatan Yang Mengesankan, yaitu berkibarnya bendera Bintang Kejora diantara para pendukung Persipura Di Sudut-Sudut Tribun Hindmarsh Stadium.


kita tidak perlu terkejut dengan kejadian tersebut, karena Australia merupakan basis dari para pendukung OPM selain Belanda. Bahkan beberapa anggota parlemen Australia dikenal sebagai pendukung OPM. Memang ada kemungkinan para aktifis OPM tersebut bermaksud menunggangi pertandingan sepakbola itu dengan tujuan menunjukkan eksistensi mereka karena tahu kalau pertandingan itu disiarkan oleh salah satu tv swasta di Indonesia, yang mana otomatis akan ditonton oleh jutaan pemirsa Indonesia, tak terkecuali para pejabat pemerintahan.
 dengan berkibarnya bendera Bintang Kejora di tribun supporter Persipura malah seakan menunjukkan keberpihakan klub kebanggaan rakyat Papua itu terhadap gerakan separatis OPM. Dalam kisruh PSSI ini, beberapa kali pengurus klub maupun pemain dari Papua selalu melontarkan wacana disintegrasi karena mereka beranggapan klub-klub Papua, khususnya Persipura selalu dianaktirikan oleh induk PSSI.
Apa yang dialami oleh Persipura, sedikit mirip dengan Barcelona. Di Spanyol, Barcelona identik dengan gerakan kemerdekaan rakyat Catalunya. Hampir setiap pertandingan Barcelona dihiasi bendera Catalunya, apalagi jika terjadi laga El Classico melawan Real Madrid. Laga El Classico seakan merefleksikan perlawanan bangsa Catalunya terhadap Spanyol. “Catalonia is not Spain”. Menurut pemimpin tertinggi Catalunya, Jordi Pujol, Catalunya merupakan bangsa tanpa negara. Karena mereka mempunyai bahasa dan budayanya sendiri, tapi negara mereka adalah Spanyol.


Kalau mengikuti definisi Jordi Pujol, apa jadinya bila itu diadopsi di Indonesia?. Bayangkan, karena hampir semua propinsi mempunyai bahasa dan budaya sendiri, maka nanti Indonesia akan terpecah menjadi 33 negara yang berdiri sendiri.
Meski begitu, tuntutan kemerdekaan yang diserukan oleh bangsa Catalunya, tidak serta merta terbawa ke arena sepakbola nasional. Meskipun di setiap kompetisi liga Spanyol Barcelona membawa bendera Catalunya.Uniknya sehari sebelum partai final Piala Dunia 2010, di Catalan masih ada demo besar menuntut otonomi dan merdeka. Seakan melupakan putra-putra terbaik dari bangsa mereka sedang berjuang untuk Spanyol di piala Dunia.


Dengan Demikian,Para putra Papua akan tetap semangat untuk membela PERSIPURA. Demi harga Diri Orang PAPUA,pendukungnya mereka itu Akan Terus Bersemangat Mengibarkan bendera Bintang Kejora, bendera Bintang kejora merupakan simbol Dari perjuangan Rakyat Papua .

Video 
berkibarnya bendera Bintang Kejora diantara para pendukung Persipura Di Sudut-Sudut Tribun Hindmarsh Stadium. KLIK DI SINI .( PICHE)






Persipura harus mengubur impiannya berlaga di liga champions 2012 karena kalah di partai playoff melawan wakil australia adelaide united dengan skor 0-3 di hindramsh stadium . Ada hal Yang Mengesankan di laga ini , persipura yang tampil di ajang ini sebagai wakil indonesia namun tidak ada sebiji pun bendera merah putih di stadion , malahan puluhan bendera West Papua (organisasi papua merdeka ) yang bebas berkibar Di sekeliling Hindmarsh Stadium. .
**********
Adelaide United: Eugene Galekovic, Osama Malik, Nigel Boogaard, Cassio, Evgeniy Levchenko, Dario Vidosic (Jacob Melling ‘75), Cameron Watson, Iain Ramsay (Zenon Caravella ‘67), Fabian Barbiero, Sergio van Dijk, Bruce Djite (Evan Kostopoulos ‘66)
Persipura Jayapura: Yoo Jae-Hoon, Ricardo Salampessy, Bio Paulin, Yohanis Tjoe, Imanuel Padwa (Zah Rahan Krangar ‘32), Ian Louis Kabes, Moses Banggo (Lukas Mandowen ‘58), Gerald Pangkali, Yustinus Pae, Titus Bonai, Beto Goncalves

Sebuah kabar gembira diterima oleh kubu Persipura Jayapura, setelah perjuangan panjangnya guna mendapatkan kembali hak mereka untuk tampil di babak Playoff Liga Champions Asia musim 2011/2012 membawa hasil positif, AFC dikabarkan memberikan informasi kepada PSSI dan PSSI melanjutkan informasi tersebut kepada Persipura.
“Yah inilah perjuangan panjang yang kita lalui, kabar gembira ini tentunya untuk kita semua karena Persipura adalah milik seluruh warga masyarakat Papua, Persipura bukan milik orang per orang atau kelompok tetapi milik semua orang, jadi kabar gembira ini adalah untuk semua warga Papua, ini adalah kegembiraan seluruh Papua,” ujar Ketua Umum Persipura, Benhur Tommy Mano kemarin.
Informasi pertandingan babak playoff antara Persipura Jayapura versus Adelaide United tersebut didapatkan dari pihak PSSI melalui Widjajanto, Anggota Komite Ad Hoc AFC untuk Liga Profesional, Widjajanto mengabarkan informasi bahwa AFC telah menetapkan tanggal pertandingan antara Adelaide United melawan Persipura, yakni 16 Februari 2012, di Hindmarsh Stadium, kandang Adelalide, pertandingan hanya dilakukan satu kali, siapa pemenang dalam laga tersebut akan melaju ke fase grup Liga Champions Asia, sementara tim yang kalah akan bertanding di AFC Cup.
“Iya benar, informasi itu disampaikan oleh AFCmelalui orang PSSI, dan karena keterbatasan waktu, maka, tim tidak kembali ke Jayapura tetapi pada tanggal 13 Februari nanti mereka akan langsung ke Australia tepatnya ke Kota Adelaide untuk melakukan pertandingan playoff melawan tuan rumah Adelaide United,” jelas BTM lagi. Hasil dari pertandingan tersebut sudah tidak lagi menjadi sesuatu yang teramat penting, tetapi bahwa apa yang selama ini diperjuangkan oleh Persipura bukanlah sesuatu yang mustahil dan sia-sia, karena apabila kalah dalam babak playoff tersebut, Persipura masih akan berlaga di ajang AFC Cup,”Saya tidak ingin mendahului Tuhan, tetapi datangnya informasi ini memberikan sebuah gambaran bagi kita bahwa kebenaran pada saatnya akan terjawab, dan Tuhan dengan kuasaNya telah memberikan jawaban itu kepada Persipura, kita mendapakan apa yang memang seharusnya kita dapatkan, ini juga tidak lepas dari doa semua orang Papua, karena Persipura adalah milik seluruh warga Papua, maka doa warga Papua menjadi pengiring dalam setiap langkah Persipura,” tambah BTM.
Semoga tidak lagi ada informasi lain yang dapat mengaburkan harapan ini, seluruh Papua telah meletakkan asa pada tim merah hitam, perjuangan panjang lewati jalur hukum telah ditempuh manajemen dengan tanpa mengenal lelah, tampuk pimpinan sebagai Ketua umum yang mewakili seluruh rakyat Papua telah mengantar sebuah tanggung jawab besar di pundak Benhur Tommy Mano untuk mengantar Persipura pada pintu gerbang prestasi. (12paz)
AFC telah menetapkan tanggal pertandingan antara Adelaide United melawan Persipura, yakni 16 Februari 2012, di Hindmarsh Stadium, kandang Adelalide, pertandingan hanya dilakukan satu kali, siapa pemenang dalam laga tersebut akan melaju ke fase grup Liga Champions Asia, sementara tim yang kalah akan bertanding di AFC Cup.
“Iya benar, informasi itu disampaikan oleh AFCmelalui orang PSSI, dan karena keterbatasan waktu, maka, tim tidak kembali ke Jayapura tetapi pada tanggal 13 Februari nanti mereka akan langsung ke Australia tepatnya ke Kota Adelaide untuk melakukan pertandingan playoff melawan tuan rumah Adelaide United,” jelas BTM lagi. Hasil dari pertandingan tersebut sudah tidak lagi menjadi sesuatu yang teramat penting, tetapi bahwa apa yang selama ini diperjuangkan oleh Persipura bukanlah sesuatu yang mustahil dan sia-sia, karena apabila kalah dalam babak playoff tersebut, Persipura masih akan berlaga di ajang AFC Cup,”Saya tidak ingin mendahului Tuhan, tetapi datangnya informasi ini memberikan sebuah gambaran bagi kita bahwa kebenaran pada saatnya akan terjawab, dan Tuhan dengan kuasaNya telah memberikan jawaban itu kepada Persipura, kita mendapakan apa yang memang seharusnya kita dapatkan, ini juga tidak lepas dari doa semua orang Papua, karena Persipura adalah milik seluruh warga Papua, maka doa warga Papua menjadi pengiring dalam setiap langkah Persipura,” tambah BTM.
Semoga tidak lagi ada informasi lain yang dapat mengaburkan harapan ini, seluruh Papua telah meletakkan asa pada tim merah hitam, perjuangan panjang lewati jalur hukum telah ditempuh manajemen dengan tanpa mengenal lelah, tampuk pimpinan sebagai Ketua umum yang mewakili seluruh rakyat Papua telah mengantar sebuah tanggung jawab besar di pundak Benhur Tommy Mano untuk mengantar Persipura pada pintu gerbang prestasi. (12paz)